Monday 2 December 2019

Souvenir Pena Lucu

Souvenir pena lucu.

Orang bilang, mata pena lebih tajam daripada mata pedang. Masa iya sih?

Walau pena jaman now kadang sudah dianggap kadaluarsa, beralih ke keyboard, tapi sebaris kata itu banyak benarnya loh.

Di media sosial misalnya, bertebaran hate speech di mana-mana. Saling hujat saling tuding, merasa paling benar, merasa paling jago dan paling dahsyat... Ups keterusan, ketahuan umurnya. 

Nggak cocok dikit war, beda dikit war. Enakan juga damai, saling respect, no hate speech. Beda pendapat boleh, tapi jalannya beriringan... Nggak perlu saingan sama tukang bakwan, yang sukanya goreng-menggoreng. Kan adem tuh.

Ngomongin tentang pena, ada loh ternyata souvenir pena lucu berbentuk kapsul. 

Kayak gini nih bentuknya. Udah berasa di apotek belum? Lihat kapsul warna warni begitu kok tiba-tiba jadi gemes ya.

Souvenir pena kapsul ini cocok banget buat kamu yang berhubungan sama dunia medis. Kalau kamu berprofesi sebagai paramedis, mau nikahan, boleh loh souvenir pena kapsul jadi salah satu referensi siuvenir weddingmu.

Kalau mau beli souvenir pena lucu ini di mana? Kunjungi saja saudara kembar blog ini, yaitu www.sekarkencana.com

Souvenir Tote Bag Ramah Lingkungan

Souvenir tote bag ramah lingkungan.

Sekarang makin sering aja ketemu nakanak muda di manapun berada bergaya pakai tote bag.

Melihat desain tote bag yang keren-keren dan ekspresif membuat mata saya berbinar bahagia.

Sebagai pencinta tote bag, saya menyimpulkan bahwa tote bag tidak hanya diambil manfaatnya buat nyimpen printilan doang, tapi sudah masuk ke ranah lifestyle.

Pakai tote bag itu keren. Pakai tote bag itu gaya. Pakai tote bag itu nyentrik.

Apalagi di tengah hangatnya isu lingkungan hidup di berbagai media sekarang ini. Polusi plastik sudah sangat mengkhawatirkan. 

Suka lihat berita di TV kan? Sungai-sungai di kota besar tercemar berton-ton sampah plastik yang berujung pada banjir di musim hujan.

Sebenarnya nggak hanya di kota besar, bahkan di desa di lingkungan kami pun kesadaran masyarakat akan limbah justru belum bisa dikatakan ada. Masyarakat masih banyak yang buang sampah sembarang tempat, pakai plastik suka-suka, bahkan jajan gorengan 2 biji doang pakai plastik bening, dirangkap plastik kresek. Tapi karena tidak terekspos media, ya seolah-olah adem aja.

If plastic litter tossed one river, it doesn't stop at that river. It spreads and pollutes other waterway along it's path. Ngeri kan? Dampaknya bisa ke mana-mana.

Dari permasalahan yang kompleks dan nggak berkesudahan itulah, sekarang banyak digalakkan campaign tentang say no to singgle use plastic.

Sebenarnya kalau mau bijak, boleh pakai plastik, tapi setelah sekali pakai, kalau masih bisa dimanfaatkan ya dimanfaatkan lagi.

Bisa kok plastik bekas belanja di minimarket, besoknya dipakai lagi buat wadah belanjaan. 

Expand your mind, bahwa belanja itu nggak harus dikantongin pakai plastik. Kalau kiranya bisa dibawa tanpa plastik dan cukup masuk saku ya why not?

Berawal dari kegelisahan itulah, saya bikin produk souvenir tote bag ramah lingkungan pertama kali di tahun 2015.

Sekali lagi, saya pencinta tote bag. Saya sudah memakai tote bag untuk belanja sejak beberapa tahun yang lalu, dan saat ini saya sudah merasakan dampaknya. Plastik kresek di rumah sudah tidak menumpuk.

Anak-anak saya sudah paham mengenai arti pencemaran limbah plastik. Anak-anak sudah memahami, bagaimana kita bisa mencintai lingkungan dengan menjaganya agar tetap natural tanpa diusik sampah.

Souvenir tote bag yang diproduksi oleh Sekar Kencana terbuat dari berbagai macam bahan.

Biasanya tergantung reques dari customer dan budget yang mereka punya.

Ada yang minat pakai bahan yang murah seperti kain spunbun, ada yang pesan dari kain blacu, katun bahkan kanvas.

Apapun bahan tote bag-nya, selama kita masih bisa menyebarkan kebaikan, hal itu akan tetap bernilai sama. Kebaikan adalah kebaikan, seberapapun kecil nilainya.

Yuk, cintai lingkungan dengan lebih bijak mengelola sampah. Let's move out and save our earth!

Salam hangat dari Sekar Kencana Souvenir!

Mengenal Kain Blacu, Karakteristik, Kelebihan dan Kekurangannya

Mengenal kain blacu, karakteristik, kelebihan dan kekurangan.

Sebenarnya konsep pouch yang kami tawarkan adalah pouch-pouch custom yang terbuat dari kain kanvas dan kulit sintetis.

Kami ingin menyajikan produk yang betul-betul berkualitas dan mempunyai sisi estetika.

Tapi ternyata dari tahun ke tahun permintaan pouch berbahan kain blacu semakin banyak. Padahal pada awalnya, saya agak sanksi dengan kain jenis ini, secara saya biasanya menggunakannya hanya sebagai furing atau lapisan dalam tas.

Oh, sedikit informasi, sebelum terjun ke bisnis online, saya hobi ngulik kain, ya dijadikan tas, tote bag, dompet dan lain-lain. Nah kain blacu inilah yang sering saya gunakan sebagai lapisan dalam produk saya.

Emang sih, kalau menghadiri acara nikahan teman, suka dapat souvenir pouch blacu. Seingat saya, tahun 2007, seorang teman saya menikah, souvernirnya sudah berupa pouch blacu.

Hal ini menandakan souvenir berbahan blacu sudah eksis sejak belasan tahun lalu. 

Pouch blacu yang saya terima tidak banyak istimewanya. Sebagai penjahit, saya sangat risih ketika melihat jahitan tidak rapi, bahkan bagian dalam terlihat amburadul, bekas potongan kain "jrabut-jrabut" tidak dirapikan, sisa benang di sana sini, sablonan asal-asalan. Geram banget.

Sejak saat itu mindset saya tentang pouch blacu sangat buruk karena melihat produk yang ngasal itu.

Ternyata 7 tahun berselang, saya mulai berjualan souvenir pouch custom, eh ada pembeli yang minta dibuatkan pouch dengan bahan kain blacu.

Sungguh, saya ill feel dengan blacu. Jelek, lusuh, nggak rapi, acak-acakan.

Tapi hal yang mengejutkan terjadi di toko kain langganan. Di sana saya ditawari 2 jenis kain blacu, blacu yang harga sekian dan sekian per roll.

Dieeeenggg..... Seperti ditampol pedesnya omongan tetangga...

Hoooooohhh, ternyata kain blacu ada macamnya. Ada yang bagus, ada yang kurang bagus.

Saya tidak mengatakan jelek (ups!), tapi kurang bagus.

Bagaimana kain blacu yang kurang bagus itu?

Pertama dilihat dari seratnya. Kalau seratnya nggak rapet, kemudian tidak teratur, di bagian sini rada tipis, tapi di sana kok tebal... Nah, artinya kain blacu tersebut kurang bagus.

Setelah serat, kita lihat kebersihan kain. Kain blacu yang kurang oke, biasanya banyak terdapat titik-titik hitam. 

Kemudian bagaimana ciri-ciri kain blacu yang bagus?

Kalau kepengen tau bagaimana karakteristik kain blacu yang baik, cek serat dan tampilannya.

Hanya dengan melihat sekilas, biasanya kita sudah bisa membedakannya.

1. Seratnya rapi, nggak ada yang "mbrenjul" di sana sini, jarang terdapat serat kusut, dll
2. Permukaan kain lebih bersih. Titik-titik hitam lebih minimal, bahkan kalau sedang beruntung, saya bisa mendapatkan kain yang betul-betul bersih dari supplier.
3. Harganya lebih mahal

Gercep, di toko kain saya langsung ambil kain blacu yang bagus.

Sekedar tau ya, saya itu perfeksionis. Mahal tidak jadi masalah, asalkan out put produk saya bagus. 

Dengan modal kain yang baik, berkualitas, saya berharap produk yang saya hasilkan juga berkualitas, sesuai dengan keinginan saya.

Tidak ingin mengulang souveniran yang sudah ada. Saya kemas pouch blacu dengan lebih detail, kualitas yang lebih baik dan bernilai. Saya ingin menyajikan pouch blacu yang beda dari yang sudah ada di pasaran.

Mas desainer dan sablon, yang sebenarnya adalah adik kelas saya waktu sekolah saya fokuskan untuk menyablon dengan lebih detail.

Sebenarnya tidak diminta pun, Mas Pono sudah melakukannya. Karena dia berangkat dari bisnis sablon T-shirt. Tentu terbiasa mengerjakan sablonan yang rapi dan detail.

Dalam setiap 100 pcs produksi, saya membuat 5 spare atau cadangan. Hal ini untuk mengantisipasi apabila ada sablonan yang gagal.

Gagal sablon menurut standar saya sih, misal ada sebagian kecil yang tidak tersablon, miring, tinta kurang penuh, itu sudah termasuk skip dan dibuang ya... Ha ha ha, sekali lagi, saya perfeksionis.

Setelah proses sablon selesai, Mbak-mbak penjahit yang sebagian adalah tetangga yang mengerjakan proses pouch selanjutnya.

Di awal-awal bisnis, saya sendiri yang menjahit, dibantu ibu dan adik-adik. Tapi makin ke sini, saya semakin tak mampu karena terlalu banyak. Alhamdulillah, gayung bersambut, di lingkungan saya masih banyak tetangga yang tidak memiliki kesibukan. Jadilah mereka yang mengerjakan semua projek jahitan sekarang ini. 

Oh iya, trus apa dong kelebihan dan kekurangan kain blacu?

Kelebihan kain blacu:
1. Bahannya lumayan tebal dan kaku, sehingga kalau dipakai untuk membuat pouch ataupun tote bag, bakalan awet dan nggak gampang rusak. 
2. Lumayan gampang disablon. Sekarang sudah sangat jarang terjadi drama "gagal sablon" di kain blacu. Kalaupun ada, diantara 500 pcs produksi, paling sekitar 3-4 pcs saja yang nggak sesuai dengan standar saya.
3. Bagi yang suka dengan hal-hal berbau etnik, cocok banget nih pakai aksesoris blacu. 

Saya suka bereksperimen dengan tote bag blacu lukis. Iya, saya lukis sendiri. Tinggal minta tolong ke Mbak penjahit, ambil satu untuk saya pribadi, dilukis pakai tinta akrilik. Hari ini pakai tote bag ini, besoknya pakai tote bag itu.

Mungkin kalau dilengkapi dengan senja, bucket hat dan kopi, saya udah jadi anak indie...ha ha ha. Sayangnya saya nggak bisa minum kopi. Teguk kopi segelas, asam lambung naik, nggak bisa tidur, menderita berhari-hari, dan akhirnya tidak produktif.

Eh ngelantur, tadi udah kelebihan kain blacu ya, biar seimbang, kita list juga kekurangannya.

Apa sih kekurangan blacu?

1. Warna kain blacu tidak putih bersih, jadi terkesan Kumal dan kusam.

2. Warna yang seperti ini, juga mempengaruhi hasil sablon loh... Etapi kembali lagi ke selera asal, kalau emang suka dengan yang berbau etnik, justru warna blacu yang natural ini yang jadi poin utama.

3. Permukaan blacu agak kasar, so jelas kain ini nggak cocok untuk bikin baju.

Udah itu saja sih ulasan mengenai mengenal kain blacu, karakteristik, kelebihan dan kekurangannya.

Kalau ingin tau lebih banyak tentang produk saya, silakan bisa berkunjung ke www.sekarkencana.com

*Oh saya belum bisa pasang link ya, karena nulisnya di aplikasi HP, nanti deh kalau sudah saya edit di browser, saya pasang link ke Sekar Kencana, biar gampang ngelihatnya.


Berkembang atau Berhenti

Hai, saya Ririn owner Sekar Kencana Souvenir. Kali ini saya akan menulis dengan lebih santai mengenai dunia kerajinan yang saya geluti di blog ini.

Berbeda dengan website Sekar Kencana yang cenderung formal, di sini saya akan mendokumentasikan kegiatan sehari-hari dari team Sekar Kencana.

Oh iya, sebelumnya, saya akan perkenalkan diri saya. Saya Ririn Agustin, owner dari Sekar Kencana Jogja.

Sekar Kencana lahir dari sebuah ketidaksengajaan. Berawal dari hobi menjahit, merajut, melukis, menulis dan merangkai beads, jadilah Sekar Kencana seperti sekarang ini.

Sebelum tahun 2014, saya hanya mengumpulkan produk kerajinan yang saya buat untuk kebutuhan pribadi, kado atau hadiah untuk teman.

Seiring berjalannya waktu, klasik banget, saya memberanikan diri memposting produk saya di sosial media.

Ha ha ha, ingin tertawa rasanya. Karena waktu itu saya sama sekali tak punya sosial media. Satu-satunya sosial media yang saya miliki adalah blog.

Dengan bermodal Googling, saya membuat satu akun Facebook. Di Facebook-lah dagangan saya pertama kali eksis.

Antara PD dan tidak. Tapi the show must go on, cieeee. Sehari, dua hari, tiga hari masih sibuk mempelajari bagaimana cara memakai Facebook. Bagaimana membuat postingan a.k.a status. Bagaimana mendapatkan teman dan lain-lain.

Di bulan ke sekian, saya lupa tepatnya kapan, setelah belasan foto produk saya unggah, akhirnya saya mendapatkan orderan pertama.

Senang? Tidak... Saya justru bingung. Bagaimana saya mengerjakan pesanan sebanyak itu, bagaimana saya mengemasnya, bagaimana saya mengirimkannya, bagaimana saya menerima transfer dan puluhan pertanyaan absurd yang sebenarnya timbul karena saya terlalu panik saja.

Alhamdulillah, setelah hampir 3 minggu mengerjakan sendiri pesanan dari customer pertama, hati lega luar biasa.

Ada kepuasan batin yang tak terungkapkan. Waktu itu suami saya masih mengerjakan projek automasi di Ogan Komering Ilir. Beliau kaget saja ketika saya "lancang" jualan online. Kaget bahagia ya, bukan kaget marah.


Kurang lebih seperti inilah projek souvenir pertama saya. Tapi ini bukan foto dari dagangan pertama saya, karena hard disk yang dipakai untuk mendokumentasikan pekerjaan saya di tahun 2014, 2015, 2016 hilang entah di mana.

Satu doa saya, semoga Sekar Kencana bisa lebih memberikan manfaat untuk orang-orang di sekitar tempat tinggal kami, untuk ibu-ibu penjahit, mbak-mbak yang membantu mengemas souvenir, mas desainer grafis, mas sablon dan siapapun yang ada di team Sekar Kencana Jogja.

Salam hangat!